Pembuat Gong Tertua di Bogor, Bahkan di Jawa Barat - Pembuat Gong yang terletak di Jalan Pancasan No. 17, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogo adalah pabrik gong tertua dan bisa jadi satu-satunya di Jawa Barat. Jalan Pancasan terletak berdempetan dengan tepian hiruk-pikuknya Kota Hujan. Pabrik gong ini berjarak 2 kilometer dari Kebun Raya Bogor.
Pabrik Gong Bogor
Tulisan berwarna merah “Gong Factory” masih terlihat di tembok kuning yang mulai pudar. Masyarakat Bogor lebih mengenalnya sebagai Gonghome. Pabrik gong tua ini dikelola Haji Sukarna dengan dibantu anaknya Kang Krisna.
Pabrik Gong ini menempa logam timah bercampur tembaga, telah ada lebih dari 300 tahun. Di pabrik ini keterampilan membuat gong diturunkan selama 6 generasi dan tak pernah berpindah jalur keturunan atau lokasi.
Saati ini pelataran parkir pabrik gong ini hanya cukup untuk dua mobil, malahan sekarang harus berbagi sebagai tempat untuk menjemur kenyi, yaitu cetakan dari tanah liat untuk membuat gong, bonang, dan saron, beragam perkusi dari sebuah set gamelan degung lengkap.
Para pekerja bergiliran menempa sebuah lingkaran besar berwarna merah memutih, baru kemudian dikeluarkan dari api membara. Besi lingkaran itu kembali dimasukkan ke dalam tungku api bersuhu 400 derajat Celsius.
Dalam 1 hari kerja, mereka dapat membuat dua gong besar. Pekerjaan yang mereka lakukan dimulai dari mencampurkan timah dan tembaga sebagai bahan dasar, kemudian mencetaknya dengan bantuan cetakan tanah liat, menempanya, kemudian membersihkan kerak oksidasi berwarna hitam. Biasanya untuk mengerjakan satu buah gamelan degung lengkap yang siap pakai diperlukan satu bulan penuh.
Untuk satu set Gamelan Degung berbahan dasar perunggu yang terdiri dari Bonang, Saron, Jengglong, satu gong kecil (diameter 50 cm) dan satu gong besar (ukuran 75-85 cm), Pak Haji Sukarna mematok harga Rp 35 juta hingga Rp 40 juta. Adapun harga untuk Gong terkecil dengan berat 3 kg dijual seharga Rp 900 ribu, ukuran sedang dengan berat 7 Kg seharga Rp 2 juta. Gong berukuran besar dengan berat 10 kg dijual dengan harga Rp 3 juta, sedangkan yang berukuran 20 kg dijual seharga Rp 6 juta. (Berita Bogor)
Pabrik Gong Bogor
Tulisan berwarna merah “Gong Factory” masih terlihat di tembok kuning yang mulai pudar. Masyarakat Bogor lebih mengenalnya sebagai Gonghome. Pabrik gong tua ini dikelola Haji Sukarna dengan dibantu anaknya Kang Krisna.
Pabrik Gong ini menempa logam timah bercampur tembaga, telah ada lebih dari 300 tahun. Di pabrik ini keterampilan membuat gong diturunkan selama 6 generasi dan tak pernah berpindah jalur keturunan atau lokasi.
Saati ini pelataran parkir pabrik gong ini hanya cukup untuk dua mobil, malahan sekarang harus berbagi sebagai tempat untuk menjemur kenyi, yaitu cetakan dari tanah liat untuk membuat gong, bonang, dan saron, beragam perkusi dari sebuah set gamelan degung lengkap.
Para pekerja bergiliran menempa sebuah lingkaran besar berwarna merah memutih, baru kemudian dikeluarkan dari api membara. Besi lingkaran itu kembali dimasukkan ke dalam tungku api bersuhu 400 derajat Celsius.
Dalam 1 hari kerja, mereka dapat membuat dua gong besar. Pekerjaan yang mereka lakukan dimulai dari mencampurkan timah dan tembaga sebagai bahan dasar, kemudian mencetaknya dengan bantuan cetakan tanah liat, menempanya, kemudian membersihkan kerak oksidasi berwarna hitam. Biasanya untuk mengerjakan satu buah gamelan degung lengkap yang siap pakai diperlukan satu bulan penuh.
Untuk satu set Gamelan Degung berbahan dasar perunggu yang terdiri dari Bonang, Saron, Jengglong, satu gong kecil (diameter 50 cm) dan satu gong besar (ukuran 75-85 cm), Pak Haji Sukarna mematok harga Rp 35 juta hingga Rp 40 juta. Adapun harga untuk Gong terkecil dengan berat 3 kg dijual seharga Rp 900 ribu, ukuran sedang dengan berat 7 Kg seharga Rp 2 juta. Gong berukuran besar dengan berat 10 kg dijual dengan harga Rp 3 juta, sedangkan yang berukuran 20 kg dijual seharga Rp 6 juta. (Berita Bogor)
EmoticonEmoticon