Jembatan Putus Cinta di Kebun Raya Bogor

10/16/2015 08:40:00 PM Add Comment
Jembatan Putus Cinta di Kebun Raya Bogor - Kebun Raya Bogor adalah taman luas rimbun dengan beragam pepohonan, bisa menjadi tempat ideal untuk bercengkrama dengan keluarga atau pun dengan kekasih. Sudah tahu belum, kalau di Kebun Raya Bogor terdapat mitos yang diyakini masyarakat sekitar bahwa kisah cinta bisa putus di Kebun Raya Bogor.



Enin (50), seorang pengunjung Kebun Raya Bogor mengatakan, "Sebaiknya jangan pacaran di sini. Terlebih jika mengabadikan momen cinta di Jembatan Merah. Banyak yang cerita, kalau pasangan kekasih akhirnya berpisah setelah melalui jembatan bercat merah yang berada di atas Kali Ciliwung itu," jelasnya.

"Sebenarnya bukan hanya Jembatan Merah tetapi seluruh Kebun Raya Bogor. Katanya sih begitu, tapi yang paling sering bilang sih di Jembatan Merah situ," tambah Enin kepada BogorNow!

"Banyak yang bilang begitu, kalau pacaran di sini biasanya gak bakal langgeng. Konon katanya karena jembatan gantung itu, " jelas Udin, seorang pegawai di Kebun Raya Bogor sambil menunjuk jembatan gantung berwarna merah.


Udin telah bekerja hampir 15 tahun di kebun raya seluas 87 Ha menambahkan bahwa mitos itu sudah terlanjur mengakar kuat di masyarakat khususnya kota hujan ini. Seperti mitos lainnya ada percaya ada juga yang tidak.

"Tapi itu balik lagi ke diri masing-masing. Mungkin kalau bener itu hanya kebetulan saja, dan saya kira masih banyak yang langgeng walaupun pernah pacaran di situ," terangnya.


Baca Juga :   Pohon Jodoh di Kebun Raya
Jembatan gantung berwarna merah ini tergolong istimewa. Penahan utama jembatan ini adalah kabel besi fleksibel yang terbentang antara kedua sisi. Dengan model gantung tersebut, jembatan bisa merentang dengan jarak yang cukup jauh tanpa harus ada pilar kuat yang menyangganya di tengah-tengahnya. Satu contoh gantung yang paling terkenal adalah The Golden Gate of San Fransisco.
 (Berita Bogor)

Pohon Jodoh di Kebun Raya Bogor

10/16/2015 08:30:00 PM Add Comment
Pohon Jodoh di Kebun Raya Bogor - Kebun Raya Bogor banyak menyimpan banyak cerita unik,  yang hingga kini masih banyak dipercaya sebagian masyarakat. Di antaranya yaitu jembatan (putus) cinta, konon barang siapa yang berpacaran di Kebun raya, akan kandas hubungannya. Selain itu terdapat juga cerita mengenai pohon jodoh. Konon pasangan yang berkenalan di dekat pohon jodoh di Kebun Raya ini, maka hubungan keduanya akan ke jenjang pernikahan.


Cerita unik di atas bersumber pada adanya dua pohon yang "serupa." Letak kedua pohon ini tidak jauh dari jembatan gantung berwarna merah. Di tengah kedua pohon ini terdapat kursi panjang yang terbuat dari beton sebagai tempat duduk pengunjung, yang lelah berjalan.

"Pohon yang berwarna hitam ini pohon kenari dan pohon di sebelahnya yang berwarna putih adalah pohon beringin putih, tetapi kalau orang tidak tahu keduanya dianggap pohon yang sama," papar Nanang, seorang pemandu wisata di Kebun Raya Bogor.

Nah, karena kemiripan bentuk dan perbedaan warnanya saja, kedua pohon tersebut dianggap perlambang sepasang kekasih, laki-laki dan perempuan. Pohon kenari yang berwarna hitam adalah si laki-laki dan pohon beringin putih yang kuning adalah perempuannya.Keduanya seakan dijodohkan alam untuk ditempatkan di Kebun Raya. Tidak heran, bila kedua pohon ini kemudian disebut pohon jodoh.  "Entah bagaimana awalnya, sehingga banyak yang bilang di tempat ini kedua pohon ini bertemu dan berjodoh.  Makanya sering disebut pohon jodoh. Nah, konon kalau kenalan dengan pasangan lawan jenis di sini bisa langgeng, tetapi itu kepercayaan masing-masing gak ada buktinya," jelasnya.

Cerita pohon jodoh ini membuat banyak penasaran orang. Tidak sedikit yang ingin mencari jodoh di Kebun Raya. "Kalau orang luar kota ke sini, pasti yang ditanya dimana lokasi jembatan merah sama pohon jodoh. Mereka banyak yang pengen tahu," ujar Tatang, petugas kebersihan di Kebun Raya Bogor.

Baca Juga : Jembatan Putus Cinta di Kebun Raya Bogor 
Banyaknya cerita unik ini, tidak dipungkiri membuat daya tarik tersendiri untuk Kebun Raya Bogor. Tidak heran banyak pengunjung yang sengaja datang untuk melihat pohon jodoh dan jembatan putus cinta di jantung kota Bogor ini.

Cerita unik pohon jodoh ini juga sering dikait-kaitkan dengan makam keramat Ratu Galuh. Hal tersebut dikarenakan lokasi pohon jodoh ini memang tidak jauh dari komplek makam istri kedua Prabu Siliwangi itu."Jadi selain bisa memutuskan orang pacaran, Kebun Raya juga tempat mencari jodoh. Begitulah kira-kira kata orang dulu. Hahahahha," kelakar Tatang. (Berita Bogor)

Mimi Cucu di Bogor

10/16/2015 07:42:00 PM Add Comment
Mimi Cucu di Bogor - Bogornow! kali ini mampir di jalan Lodaya, ada kedai yang namanya lucu jadi penasaran untuk cobain "Mimi cucu". Daerah yang cukup ramai untuk cari cemilan malem yang ringan sambil ngobrol santai. Tempatnya tidak terlalu besar, letaknya persis di seberang McD Lodaya, gak jauh dengan Es duren Lodaya. Mimi cucu mulai buka pada jam 13:00 sampai 22:00 WIB.

Sewaktu Bogornow! masuk, lokasi sedang ramai. Tata letak seperti kedai biasa, simpel, dengan hiasan di dinding berupa gambar dan tulisan. Sepertinya memang didesain sedemikian rupa sehingga membuat membuat pengunjung betah. Apalagi saat kita lihat menu dan daftar harga lumayan terjangkau.

Untuk menu makanan, Mimi cucu menyediakan mie, nasi goreng, roti panggang, dan pudding dengan harga mulai dari 5 ribu sampai 14 ribu. Untuk minumannya tersedia beragam susu dengan aneka rasa mulai dari 6 ribu sampai 11 ribu saja.


Tersedia juga minuman selain susu yang bisa kamu pesan yaitu teh dan kopi dengan harga mulai 1.500 sampai 6.000 rupiah. Kalau kamu pesan susu di Mimi cucu, susu tersebut dikemas dalam dot, ya seperti bayi mimi cucu.


Selain makanan dan minuman tadi, kamu juga bisa pesan roti panggang dan juga mochi ice cream, ini adalah kue moci dengan isi es krim, yang juga dengan harga terjangkau. Kalau kamu sedang ke bogor, coba mampir ke Mimi Cucu ya. Selain makanan dan minuman susu yang unik, juga pelayanannya cepat dan GPL (Gak pake Lama) hehehe.



 (Berita Bogor)

Kue Cubit Bitten By You

10/16/2015 07:04:00 PM Add Comment
Kue Cubit Bitten By You - Bitten By You boleh dibilang adalah pengembang kue cubit dengan aneka rasa pertama di Bogor. Di sini, kita bakal menemukan berbagai varian rasa kue cubit. Dua rasa yang jadi favorit dan wajib kamu coba adalah Red Velvet dan Ovomatine.
Rasa Kue cubit yang bisa kamu coba selain 2 rasa favorit Bogornow! adalah rasa Original, Greentea, Taro, Bubblegum, dan Redvelvet serta Tiramisu! Kue Cubit di Bitten By You juga dilengkapi dengan topping lezat seperti KitKat Greentea, KitKat Coklat, Ovomaltine, Nutella, Toblerone, Cheese, Milo, Marshmallow serta Oreo.



Kamu juga bisa request kue cubit setengah matang (half done) atau matang (well done). Untuk rasa sudah pasti enak banget deh? Yuk ditunggu kunjungannya! Bittem berlokasi di : 1. Gang Selot (Jalan Ir. H. Djuanda, sebelah SMP dan SMA Negeri 1 Bogor) Jadwal Bitten Gang Selot: Senin - Sabtu : 11 siang - sehabisnya 2. Bitten by You cabang Dramaga terletak di Jalan Babakan Raya (BARA) dekat pertigaan, persisnya di sebelah tukang sate depan PLN (jajaran kuliner depan PLN). Jadwal Bitten cabang Dramaga: Senin - Minggu : 10 siang - sehabisnya 3. Untuk Bitten cabang Tebet lokasinya berada di Jalan Tebet Barat 1 (Belakang SMAN 26) tepatnya di dekat SLB yg terletak di belakang SMAN 26, lokasi pinggir jalan seperti bentuk mini Pujasera. Jadwal Bitten Cabang Tebet: Rabu - Minggu : 5 sore - sehabisnya PREPARE YOURSELF! Ayo dicatet alamatnya yaa siap-siap. Ooops, wanna bite more? (Berita Bogor)

Jalan-Jalan Menyusuri Pecinan di Bogor

10/16/2015 06:40:00 PM Add Comment
Jalan-Jalan Menyusuri Pecinan di Bogor - Dalam beberapa tahun terakhir ini, Bogornow suka sekali menyusuri kawasan Pecinan di Bogor, khususnya di Jalan Suryakencana. Pertama pastinya karena kulinernya. Pecinan Bogor, sudah pasti dan tak diragukan merupakan satu pusat kuliner di berbagai kota. Kedua, identik dengan bangunan tua.


Seperti kawasan Pecinan lain di berbagai kota di Indonesia, Pecinan Bogor juga dekat dengan kawasan Pasar, tepatnya Pasar Bogor. Terletak di Jalan Surya Kencana, yang merupakan bagian dari jalan Raya Pos Daendels. Dahulu, jalan ini bernama Handelstraat atau jalan Perniagaan, yang menandakan fungsinya sebagai sentra ekonomi. Pada masa itu, golongan atas peranakan Tionghoa biasanya tinggal di bagian selatan. Mereka mendirikan rumah yang bergaya campuran Tionghoa - Eropa. Adapun golongan pedagang berkumpul di sekitar Pasar Bogor, dan golongan bawah menghuni ruko-ruko sewa dan rumah-rumah petak di balik ruko.


Saat memasuki kawasan ini, di bagian kiri jalan terdapat klenteng Hok Tek Bio, biasa disebut juga vihara Dhanagun, yang sudah berdiri sejak 1867. Kelenteng ini termasuk klenteng tertua di Bogor. Lebih ke dalam lagi, ada beberapa rumah-rumah tua yang masih dapat kita jumpai. Seperti di jalan Lawang Seketeng dan jalan Kelenteng. Sebagian rumah dalam kondisi terurus dan masih didiami, sebagian lainnya dibiarkan meranggas dimakan usia. Berikut beberapa foto, saat Bogornow menyusurinya.


 (Berita Bogor)

Hotel Pasar Baru Bogor

10/16/2015 06:31:00 PM 1 Comment
Hotel Pasar Baru Bogor - Di Kota Bogor masih menyimpan banyak bangunan kuno peninggalan masa penjajahan Belanda yang masih berdiri kokoh. Diantaranya adalah bangunan Hotel tertua di Kota Bogor tepatnya didalam Pasar Bogor yang terletak di Jalan Suryakencana Bogor Tengah. Nama Indonesianya adalah Hotel Pasar Baroe. Saat ini tidak banyak yang mengetahui bahwa hotel ini adalah hotel tertua di Kota Bogor selain Hotel Salak dan Hotel Belavue, namun Hotel Belavue telah dibongkar dan kini di lokasi tersebut berdiri pusat perbelanjaan Bogor Trade Mal (BTM).



Hotel Pasar Baroe ini berlantai dua di atas lahan seluas 1.200 meter persegi tersebut memiliki keunikan arsitektur, karena perpaduan antara arsitektur Eropa dan Tionghoa. Hotel Pasar Baroe mulai berkembang sejak beroperasinya kereta api dari Batavia ke Buitenzorg pada tahun 1873 hingga peralihan abad 20.



Hotel Pasar Baroe pada masanya menjadi primadona untuk para pelancong yang berkunjung ke Bogor selain Hotel Salak dan Hotel Belavue. Biasanya hotel Pasar Baroe dikunjungi oleh pelancong yang menjadi tempat pelesiran bagi warga Timur Asing seperti Tionghoa, Arab dan Bumiputera (Indonesia). Hotel Salak dan Hotel Belavue masa itu tergolong sangat mewah sehingga hanya dapat dinikmati oleh warga Belanda dan Eropa lainnya. Konon seorang pendiri Sjarikat Islam (SI) yang juga anggota pergerakan nasional yaitu Tirto Adhi Soerjo pada saat menjalan aktivitas atau kegiatan politiknya di Buitenzorg, seringkali menginap di Hotel Pasar Baroe. Pada masa itu, kawasan Hotel Pasar Baroe itu merupakan wilayah pertemuan antara Kelenteng Weg (Jalan Kelenteng Hok Tek Bio) dengan Pasar Weg (Jalan Pasar) pada masa kolonial Belanda.

Menurut Nyonya Lim Hie Nio (59), cucu pengurus Hotel Pasar Baroe yaitu Lim Siang Hien (84), Hotel Pasar Baroe beroperasi sejak jaman kolonial Belanda, kemudian hotel itu sempat dihuni oleh sejumlah keluarga dari Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) hingga berakhirnya peristiwa G.30 S/PKI. Hotel Pasar Baroe sudah dua kali bepindah tangan dari pemilik pertamanya. Awalnya, Hotel Pasar Baroe adalah milik Tan Kwan Hong yang sekarang tinggal di wilayah Jalan Perinstis Kemerdekaan atau biasa disebut Jalan Merdeka. Kemudian hotel itu dijual kepada keluarga Lim dan Lie.

Daerah Hotel Pasar Baroe memiliki keunikan karena merekam perkembangan Kota Bogor sekaligus mempertemukan budaya dan arsitektur Tionghoa-Eropa. "Pada tahun 1870 daerah di sekitar Hotel Pasar Baroe, yaitu Kelenteng Pasar Bogor masih sepi dan hanya tanah lapang. Baru pada tahun 1890-an hingga 1900-an awal, mulai banyak berdiri bangunan permanen di kawasan itu sehingga daerah Pasar Bogor dipenuhi bangunan berarsitektur khas hingga sekarang,” katanya.

Kini Hotel Pasar Baroe sedang tinggal menunggu nasibnya. Kayu yang menjadi dominasi bangunan tersebut, sudah mulai lapuk di makan usia. Selain itu juga kaca yang menutupinya juga banyak yang pecah. Informasi yang Bogornow peroleh Pasar Bogor akan mengalami peremajaan dan bekas hotel itu tidak tertutup kemungkinan akan terkena dampaknya yaitu akan dijadikan tempat bagi para Pedagan Kaki Lima. (Berita Bogor)

Nama-Nama Jalan di Bogor Saat ini dan di Tahun 1920

10/16/2015 12:31:00 PM Add Comment
Nama-Nama Jalan di Bogor Saat ini dan di Tahun 1920 - Berikut adalah Nama-nama saat ini Jalan di Kota Bogor dan sebutannya di Tahun 1920an (ref: Gemeentekaart van Buitenzorg 1920 - KIT Library):


  • Jalan Merdeka = Tjikeumeuh Weg
  • Jalan Ir.H.Juanda = Groote Weg
  • Jalan Kapten Muslihat = Bantammer weg
  • Jalan Panaragan Kidul = Gestich Weg
  • Jalan Mayor Oking = Bioscoop Weg
  • Jalan Nyi Raja Permas = Stations Weg
  • Jalan Dewi Sartika = Park Weg
  • Jalan M.A Salmun = Gasfabriek Weg
  • Jalan Sawo Jajar = Laan Van Der Wijk
  • Jalan Abesin = Wetselaars Weg
  • Gang Ardio = Parallel Weg
  • Jalan Gedong Sawah = Mulo Straat
  • Jalan Gedong Sawah 4 = Binnen Weg
  • Jalan Pengadilan = Hospitaal Weg
  • Jalan Kartini = Verlengde Feith Weg
  • Jalan Semboja = Schenck De Jong Weg
  • Jalan Dr.Semeru = Tjilendek Weg
  • Jalan Mawar = Gang De Leau
  • Jalan Ciwaringin 1 = Gang Edwards
  • Jalan Perintis Kemerdekaan = Gang Kebon Djahe
  • Jalan Kantor Batu = Museum Laan
  • Jalan Gereja = Kerk Weg
  • Jalan Sekolahan = School Weg
  • Jalan Empang = Tandjakan Empang
  • Jalan Siliwangi = Handels Straat
  • Jalan Batu Tulis = Koepel Weg
  • Jl. Jalak Harupat jaman tahun 60-an namanya Jl. Oto Iskandardinata bersambung dengan Jl. Oto Iskandardinata yang di sisi selatan Kebun Raya. 
  • Jl. Ir. H. Djuanda pernah disebut Post Weg (karena kantor pos besar dulu adalah kantor pos Kebon Raya) terus jadi Jl. Raya alias Groote Weg baru tukar nama lagi jadi Jl. Ir. H. Djuanda. 
  • Jalan yang di ujung Jl. Empang (Raden Saleh sekarang) sampai ke sekitar Suryakencana namanya Jl. Perniagaan. 
  • Jl. Cimanggu Kecil dulunya Gang Bisboel. 
  • Jl. Kol Endjo Martadisastra dulunya Kampung Teplan. 
  • Jl. R.E. Martadinata dulunya Jl. Bubulak. 
  • Jalan yang ada SMAN 5 dulunya Gang Inspeksi. 
  • Jl. Padjadjaran dari mulai Internusa sampai ke depan Fakultas Peternakan IPB dulunya Jl. Gunung Gede.
  • Jalan Ciwaringin yang di samping kantor Kodam dulunya Jl. Tjiwaringin Kalapa Senggeh. 
  • Perumahan Taman Cimanggu dulunya Kampung Pabangbon.


Untuk nama jalan yang tidak disebutkan, sebagian besar, tidak berubah namanya. Seperti Jalan Panaragan dulunya Panaragan Weg. Gang Menteng dari dulu sampai sekarang tetap bernama Gang Menteng. Jalan Ciwaringin dulunya memang bernama Tjiwaringin Laan. Gang Slot, dari dulu tetap bernama Gang Slot. Jalan Pledang, dulunya memang bernama Pledang Weg. Jalan Panaragan memang dari dulu sudah bernama Panaragan Weg. Mantarena, dulunya juga bernama Mantarena. Jalan Pancasan dari dulu sudah bernama Pantjasan Weg.



Ada juga beberapa nama jalan di Bogor yang saat ini terpecah menjadi beberapa nama jalan. Seperti Tjikeumeuh Weg, saat ini menjadi terbagi menjadi tiga jalan, yaitu: Jalan Merdeka, Jalan Tentara Pelajar dan Jalan Cimanggu. Groote Weg saat ini terbagi menjadi beberapa jalan, yaitu: Jalan Ir.H Juanda dan Jalan Jend Sudirman.

Namun ada juga nama jalan yang dulu belum ada karena memang masih berupa rawa atau hutan, atau memang tidak dicantumkan di peta, seperti Jalan Jalak Harupat dan Jalan Pajajaran.  (Berita Bogor)

Dramaga Jadi Kampus IPB

10/14/2015 11:33:00 AM Add Comment
Dramaga Jadi Kampus IPB - Kampung Dramaga sejak 1 September 1963 telah menjadi Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB). Dramaga dalam bahasa Sunda artinya Pelabuha. Bagaimana mungkin ada pelabuhan di kota Bogor? Ternyata pada masa Pakuan Pajajaran terdapat pelabuhan penting di Kampung ini. Pelabuhan ini arus barang dibawa dengan perahu. Komoditas yang dibawa perahu terdiri dari lada, kopi dan kapulaga. Dari pelabuhan ini melalui kali Cihideung dibawa ke Sunda Kalapa.


Johannes Rach, seorang perwira dan juga pelukis VOC mengambil gambar kampung Dermaga pada 1772 saat mengikuti perjalanan Gubernur Jenderal Van der Parra meninjau kegiatan arus barang komoditas di Dermaga. Gubernur Jenderal bersama istrinya dalam gambar ini tampak tengah dipayungi saat menuju Dermaga Kali Cihideung. Kala itu angkutan di dominasi melalui sungai.



Dalam gambar tampak sepasukan tentara dengan memegang lembing berbaris siap memberi hormat kepada gubernur jenderal dan rombongan. Di belakangnya tampak sejumlah kapal layar dengan empat bendera (Belanda): merah, putih dan biru tengah merapat di kali Cihideung. Inilah yang menyebabkan kawasan ini dinamakan Dermaga sampai sekarang. Dalam gambar goresan tangan pelukis Rach terlihat betapa sibukya kegiatan bongkar muat di Dermaga pada abad ke-18. Terlihat sejumlah gerobak sado yang membawa dan mengangkut barang sementara di tepi sungai terlihat kantor bea cukai dan tempat menyimpan berbagai komoditas.

Komoditas dibawa melalui sungai Cihideung, kali Cideng - orang Jakarta menyebutnya, lalu berbelok di kali Opak, seterusnya tiba di Kali Besar. Di sini komoditas itu dilelang kepada para pembeli yang datang dari mancanegara. Begitu pentingnya dermaga Bogor saat itu, sampai membuat gubernur jenderal sendiri melakukan peninjauan ke pelabuhan sungai (dramaga) tersebut. Menurut majalah ‘Kita Sama Kita’, komoditas pertanian tersebut dihasilkan oleh para petani dan pedagang Tionghoa di Leuwiliang di Ciampea, Bogor. (Berita Bogor)

Kebun Raya Bogor dari Masa Ke Masa

10/12/2015 08:52:00 AM Add Comment
Kebun Raya Bogor merupakan bagian dari 'samida' (hutan buatan atau taman buatan) yang telah ada pada pemerintahan Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi, 1474-1513), Raja Kerajaan Sunda, yang tertulis dalam prasasti Batutulis. Hutan buatan itu dibuat untuk menjaga kelestarian lingkungan yaitu tempat pemeliharaan benih benih kayu yang langka. Di samping samida di Bogor ini dibuat juga samida yang serupa di perbatasan Cianjur dengan Bogor yaitu Hutan Ciung Wanara. Samida ini dibiarkan setelah Kerajaan Sunda takluk dari Kesultanan Banten, sampai Gubernur Jenderal van der Capellen membangun rumah peristirahatan di satu sudut Samida ini pada pertengahan abad ke-18.

Kebun Raya Bogor



Pada awal tahun 1800 Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles, yang mendiami Istana Bogor serta punya minat besar pada botani, mengembangkan halaman Istana Bogor menjadi kebun yang cantik. Dengan bantuan ahli botani, W. Kent - yang ikut membangun Kew Garden di London, Raffles menyulap halaman istana menjadi taman bergaya Inggris klasik. Inilah sejarah awal mula Kebun Raya Bogor dalam bentuknya sekarang ini.

Ide pendirian Kebun Raya Bogor berkembang setelah seorang ahli biologi, Abner yang menulis surat kepada Gubernur Jenderal G.A.G.Ph. van der Capellen. Ia mengungkapkan keinginannya untuk meminta sebidang tanah yang akan dijadikan kebun tumbuhan yang berguna, tempat pendidikan guru, dan koleksi tumbuhan bagi pengembangan kebun raya yang lain.

Pada tanggal 18 Mei 1817, Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip van der Capellen resmi mendirikan Kebun Raya Bogor dengan nama s'Lands Plantentuinte Buitenzorg. Pendiriannya diawali dengan menancapkan ayunan cangkul pertama di bumi Pajajaran sebagai pertanda dibangunnya pembangunan kebun itu, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Reinwardt, dibantu oleh James Hooper dan W. Kent dari Kebun Botani Kew di Richmond, Inggris. Prof. Caspar Georg Karl Reinwardt adalah seseorang berkebangsaan Jerman yang hijrah ke Belanda dan menjadi ilmuwan botani dan kimia. Ia diangkat menjadi menteri bidang pertanian, seni, dan ilmu pengetahuan di Jawa dan sekitarnya. Ia tertarik menyelidiki berbagai tanaman yang digunakan untuk pengobatan, kemudian memutuskan untuk mengumpulkan semua tanaman ini di sebuah kebun botani di Kota Bogor, yang saat itu disebut Buitenzorg. Reinwardt juga menjadi perintis di bidang herbarium, sehingga ia juga yang mendirikan Herbarium Bogoriense.

Dalam tanah sekitar 47 hektar di sekitar Istana Bogor ini, Reinwardt menggunakannya untuk mengumpulkan tanaman dan benih dari beragam tempat di Nusantara antara tahun 1817 sampai 1822. Sejak saat itu, Bogor menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Pada masa itu diperkirakan lebih dari 900 tanaman hidup ditanam di kebun raya bogor.



Pada tahun 1822 Reinwardt kembali ke Belanda dan digantikan oleh Dr. Carl Ludwig Blume yang melakukan inventarisasi tanaman koleksi yang tumbuh. Ia juga menyusun katalog kebun yang pertama berhasil dicatat sebanyak 912 jenis (spesies) tanaman. Pelaksanaan pembangunan kebun ini pernah terhenti karena kekurangan dana tapi kemudian dirintis lagi oleh Johannes Elias Teysmann (1831), seorang ahli kebun istana Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch, dibantu oleh Justus Karl HaĂźkarl, ia melakukan pengaturan penanaman tanaman koleksi dengan mengelompokkan menurut suku (familia). Teysmann kemudian digantikan oleh Dr. Rudolph Herman Christiaan Carel Scheffer pada tahun 1867 menjadi direktur, dan dilanjutkan kemudian oleh Prof. Dr. Melchior Treub.



Pendirian Kebun Raya Bogor bisa dikatakan mengawali perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia. Dari sini lahir beberapa institusi ilmu pengetahuan lain, seperti Bibliotheca Bogoriensis (1842), Herbarium Bogoriense (1844), Kebun Raya Cibodas (1860), Laboratorium Treub (1884), dan Museum dan Laboratorium Zoologi (1894).

Pada tanggal 30 Mei 1868 Kebun Raya Bogor secara resmi terpisah pengurusannya dengan halaman Istana Bogor.  (Berita Bogor)

Naik Joli ke Bogor

10/12/2015 08:16:00 AM Add Comment
Naik Joli ke Bogor - Bogor saat ini sepertinya sudah menyatu dengan Jakarta. Angkutan umum dari Jakarta menuju Bogor atau sebaliknya tidak pernah henti selama 24 jam nonstop. Dalam sehari puluhan kali KRL pulang pergi mengangkut penumpang yang berjubelan. Sebelum dibuka jalur kereta api  di tahun 1873, mereka yang ingin pergi ke Bogor harus berpikir dua kali. Malahan sampai pertengahan 1950-an, hanya ada satu jalan kereta api ke Bogor melalui Cibinong. Angkutan didominasi oleh ‘oplet', yang harus tersendat-sendat karena jalan rayanya hanya dua jalur. Jalan raya Ciputat – Parung – Bogor, kala itu masih jalan tanah.

Jalan raya Jakarta – Bogor yang berjarak 60 km dibangun oleh gubernur jenderal Herman Willem Daendels (1808-1811). Ia juga yang membangun Istana Bogor alias Buitenzorg alias ‘Sains Souci’ terletak disebuah perbatasan perkebunan kopi yang namanya sama. Dikabarkan, Daendels pergi ke Bogor dengan menaiki kereta yang ditarik 30 ekor kuda,  agar setiap saat siap menghadapi lumpur di kota hujan ini.

Untuk masyarakat awam pergi ke Bogor menggunakan kahar, sejenis pedati yang ditarik dua ekor kuda. Kahar mampu membawa empat orang penumpang. Biaya untuk membawa sampai Bogor 12,5 gulden. Ongkos ini cukup mahal bila diingat harga beras 3,5 sen per kg. Jadi, biayanya kurang lebih harga 300 kg beras! Atau bisa juga naik perahu menuju Bogor.


Kalau bepergian sendirian, bisa menyewa joli. Joli ini adalah tandu yang dipikul empat orang. Dua orang pemikul di depan, dua orang di belakang. Naik joli membutuhkan waktu lebih lama dari waktu tempuh dengan naik kahar yaitu mencapai 8 – 10 jam. Apalagi jalan Jakarta – Bogor kala itu masih sunyi. Jarang ditemui warung atau rumah makan ditengah jalan. Jadi mereka yang bepergian harus membawa sendir bekal makanan dan minuman yang cukup banyak.

Tidak jelas berapa ongkos angkut ke Bogor dengan joli. Sejauh ini tidak ada laporan terjadi perampokan atau kejahatan ditengah perjalanan. Bepergian ke Bogor, baik melalui kahar atau joli kala itu dari pusat kota Batavia, yaitu dari Jl Pos atau Grote Postweg depan gedung Museum Sejarah DKI Jalan Fatahila, dekat stasion KA Kota. Di tempat inilah biasanya para sais kahar dan kuli angkut ngetem menunggu penumpang.


Pada masa Inggris, Sir Thomas Stamford Raffles (1811 – 1815), sangat menyenangi kota hujan ini. Raffles berjasa dalam membangun Kebun Raya Bogor, yang letaknya bersebelahan dengan istana Buitenzorg. Malahan istri pertamanya, Olivia Miriamne, dimakamkan di Kebon Raya. Pendiri kota Singapura ini, selama empat tahun pemerintahannya di Nusantara, beliau jarang berada di Batavia. Raffles lebih banyak berada di lingkungan Istana Bogor yang dibangun Daendels. Ia mengadakan perjalanan dari Batavia ke Buitenzorg dengan kereta kebesarannya yang ditarik delapan ekor kuda. Ia juga sering tinggal di Istana Cipanas. Di kedua istana ini, Raffles sering berpesta-pora dengan jamuan mewah dan banjir sampanye.  (Berita Bogor)

Taman Air Mancur menjadi Benda Cagar Budaya

10/12/2015 07:58:00 AM Add Comment
"Taman Air Mancur yang berada di Jalan Jendral Sudirman merupakan kawasan yang termasuk dalam daftar benda cagar budaya (BCB), " kata Shahlan rasyidi, Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan dan Ekonomi Kreatif, Kota Bogor, Jawa Barat.


"Taman Air Mancur masuk dalam daftar BCB yang sedang didaftarkan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai warisan budaya yang dimiliki Kota Bogor," tambah Shahlan di Bogor.

Shahlan juga ikut mengkritisi adanya reklame yang dipasang di Taman Air Mancur dapat mengurangi nilai estetika sejarah keberadaan pusat titik nol Kota Bogor.

Tidak hanya itu, lanjut Shahlan, pembangunan di kawasan sepanjang Jalan Sudirman telah membuat garis imajiner antara Istana Bogor dengan Air Mancur menjadi tidak satu garis lurus lagi.

"Jalan Sudirman itu dulunya merupakan jalan utama di Kota Bogor, bagian dari Jalan Postweg atau Jalan Raya Pos dari Anyer sampai Panarukan yang dibangun pada zaman Hindia Belanda di masa pemerintahan Gubernur-Jenderal Herman Willem Daendels," jelasnya.

Shahlan juga mengatakan bahwa Taman Air Mancur yang ada di Kota Bogor termasuk air mancur pertama paling tua yang ada di Indonesia.

"Maka itu kita telah mendaftarkan Air Mancur sebagai Benda Cagar Budaya, tujuannya agar warisan budaya ini tetap terjaga, lestari dan tidak rusak," tambahnya.



Lokasi Air Mancur dulunya adalah lokasi Witte Pall (Pilar Putih) yang menjadi titik triagulasi primer Pulau Jawa dibangun oleh Gubernur Jenderal DJ De Eerens dihancurkan pada tahun 1836-1840.

Pada peringatan Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 1958, panitia mengusulkan agar semua peninggalan Belanda dimusnahkan termasuk Witte Pall. Pada tahun 1964, Witte Pall dihancurkan dengan cara didinamit, lalu bekas tempat yang kosong dibangun kolam lengkap dengan air mancur.

Sejak zaman dulu hingga sekarang, lokasi witte pall ramai dikunjungi khususnya remaja yang menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama teman-teman di hari libur. Pemerintah Kota Bogor melakukan penataan dengan mempercantik kawasan Air Mancur.  (Berita Bogor)

Belanja di Factory Outlet Bogor

10/11/2015 12:39:00 PM Add Comment
Belanja di Factory Outlet Bogor - Bogor sering kali disandingkan dengan Bandung sebagai kota tujuan wisata belanja. Hal ini terkait dengan banyaknya Factory Outlet alias FO yang berada di kedua kota tadi. Betul adanya di kota hujan ini terdapat “cukup banyak” Fo. Dua kata tersebut diberi tanda kutip karena sebenarnya jumlah factory outlet yang ada di Bogor tidak banyak. Tidak banyak, tetapi karena semuanya terkumpul di sebuah jalan yang sama. Bila dihitung jumlahnya , maka jumlah FO yang terlihat sebenarnya tidak banyak. Bila dibandingkan dengan Kota Kembang Bandung, maka jumlahnya akan terlihat sedikit.


Di Bandung, yang FO menyebar hampir di seluruh penjuru kota. Bila anda menyusuri jalan-jalan di kota kembang tersebut, paling tidak ada 3-4 FO yang berada pada sebuah jalan, sedangkan di kota Bogor anda hanya akan menemukannya di satu jalan saja. Hanya di Jalan Pajajaran! Deretan FO bisa ditemukan di jalan ini terutama di bagian setelah Kampus Magister Manajemen IPB. FO juga bisa ditemukan di bagian utara jalan ini yang mengarah ke Tajur meskipun jumlahnya tidak sebanyak di tempat sebelumnya.

Bangunan FO di jalan Pajajaran ini memiliki berbagai macam bentuk. Mulai dari yang sederhana sampai yang terlihat bak rumah pejabat nan megah. Mayoritas dari mereka juga menekankan pada kenyamanan agar penghuni betah berbelanja di tempat mereka. Ruang berpendingin udara bisa disebut sebagai standar minimum. So, kalau tidak mau jalan-jalan ke Bandung untuk berbelanja di FO, cukup ke Bogor saja. (Berita Bogor)

Asinan Gedung Dalam Bogor

10/11/2015 12:23:00 PM Add Comment
Asinan Gedung Dalam Bogor - Kalau ke Bogor tanpa membeli Asinan Bogor Gedung Dalam, serasa seperti masakan tanpa garam. salah satu keturunan kedua pemilik Asinan Sedap Gedung Dalam, Bogor. Untuk mendapatkan asinan bogor ini, biasanya penyuka makanan asem manis ini akan langsung ke lokasinya, yaitu daerah Sukasari.


Asinan khas kota bogor ini dijual dalam 2 macam yaitu asinan buah dan asinan sayur. Asinan buah terdiri dari potongan buah-buahan yang direndam dengan air gula. Buah-buahan yang digunakan adalah pepaya, kedondong, bengkoang, jambu, ubi, dan salak. "Semua buahnya lokal, nggak ada yang impor. Jadi segar. Nih coba deh," kata Monik.salah satu keturunan kedua pemilik Asinan Sedap Gedung Dalam, Bogor. "Tanggal 10 November tahun 2015 ini, kami genap 37 tahun," Tambahnya. Monik bercerita bahwa awalnya asinan ini jual secara berkeliling. Asinan Sedap Gedung Dalam sudah menjadi ikon oleh-oleh kota hujan. Tak salah memang, rasanya segar dan renyah. Aromanya juga tak menyengat. "Gulanya gula pasir biasa. Bukan gula biang. Yang penting tanpa pengawet. Kalau bahannya jelek hasilnya nggak akan segar," ujarnya.


Untuk Asinan sayur terdiri dari campuran sayur segar tanpa direndam dengan air apapun seperti kol, timun, wortel, dan toge. Sayuran hanya dicuci bersih. Saat akan disantap, baru sayuran dicampur dengan kuah asinan. “Kuahnya campuran cabe merah bukan pewarna," kata Monik. Tak heran rasa dasar asinan ini memang pedas asam. Wah, benar-benar segar rasanya. Dijamin bisa bikin mata melek. Sayuran yang segar dimakan dengan kuah pedas.


Walau sekarang Bogor memiliki banyak alterlatif oleh-oleh seperti berbagai roti unyil, kue bolu talas dan makanan, namun Monik mengaku tetap percaya pada kualitas rasa asinan racikannya. “Rasa tidak akan bohong. Pembeli pasti akan mencari yang paling enak dan asli. Kalau asinan ya kesini," ucap Monik.

Monik mengatakan, "Sekarang nyari buah susah. Dulu sih gampang. Tanah di kampung-kampung sudah banyak yang jadi perumahan sih. Makanya, harusnya pemerintah me nggalakkan lagi menanam buah lokal”.  Jadi kalau ingin yang klasik dari Bogor, jangan lupa mampir ke Sukasari. Seperti kembali ke era 2 dekade silam, menikmati Asinan Sedap Gedung Dalam. (Berita Bogor)

Wisata Puncak Bogor

10/11/2015 12:08:00 PM Add Comment
Wisata Puncak Bogor merupakn lokasi wisata terkenal di Bogor. Kawasan Puncak di Bogor ini sering kali dipadati oleh para pengunjung pada saat akhir pekan. Puncak Bogor menjadi tujuan wisata favorit warga Jakarta untuk menghabiskan akhir pekan mereka. Gak heran kalau trafik lalu lintas dari Jakarta menuju kawasan Puncak Bogor kerap kali dipenuhi oleh kendaraan berplat nomor polisi B.



Wisata Puncak Bogor menawarkan wisata alam yang memikat, tanpa perlu biaya mahal untuk menikmati hari libur di Puncak Bogor. Secara geografis, kawasan Puncak Bogor berada di wilayah pegunungan yang membentang antara Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. Iklim pegunungan yang sejuk berudara bersih, pemandangan hijau menyegarkan, dan panorama alam indah membuat reputasi Puncak Bogor begitu terkenal untuk para penikmat perjalanan. Dilengkapi berbagai fasilitas publik, seperti penginapan dan hotel, cafe, restoran tersedia lengkap di kawasan Puncak Bogor. Tak hanya itu, ada banyak sekali vila yang disewakan untuk para wisatawan.

Menikmati suasana alam Puncak yang menyegarkan selama beberapa hari akan membuat tubuh kembali rileks. Bagi warga Jakarta, hal ini menjadi daya tarik utama untuk datang dan menginap di Puncak Bogor, terlebih di akhir pekan. Jika ingin agak sedikit lebih jauh, Anda dapat pergi ke Lembang Bandung untuk bersantai.  (Berita Bogor)

Maulid Nabi di Empang Bogor

10/11/2015 11:50:00 AM Add Comment
Maulid Nabi di Empang Bogor -Di bulan Rabiulawal, bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, di berbagai tempat berlangsung peringatan Maulid Nabi. Di Indonesia Maulid Nabi diperingati sampai dua bulan kemudian.


Di antara penyelenggara Maulid ini adalah Masjelis Taklim Habib Ali Kwitang . Ada yang khas untuk peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan di Masjelis Taklim ini yaitu berupa hidangan beratus-ratus nampan nasi kebuli.  Tiap nampan untuk lima atau enam orang. Mereka makan bersama dari satu nampan tanpa piring. Tidak diketahui apakah ini mencontoh kebiasaan di Hadramaut. Menurut Habib Abdurahman, hidangan nasi kebuli pada peringatan Maulid Nabi telah dimulai pada masa Habib Ali Alhabsyi, ulama kelahiran Kwitang tahun 1869. Dia memuji kelezatan kebuli Kwitang, yang tidak ada duanya, bukan hanya di Jakarta tapi di Indonesia. ”Kunci kelezatannya ada pada minyak samin yang saya olah sendiri yang tidak kalah dengan samin dari Arab dan Hyderabad India,” katanya.



Nasi kebuli diyakini berasal dari India ketika para imigran Hadramaut pada abad ke-18 sebelum ke Nusantara terlebih dulu singgah cukup lama di Gujarat. Dugaan itu diperkuat oleh fakta bahwa makanan pokok di Hadramaut bukan nasi tapi roti gandum. Setiba di Indonesia mereka membuat nasi kebuli yang sehari-hari biasa mereka nikmati di Gujarat. Nasib kebuli Kwitang, menurut Habib Abdurahman, untuk bumbunya saja dia mencampur 29 macam rempah. Meskipun nasi kebuli Kwitang paling top, tapi tidak dikomersilkan.

Pada masa hidupnya, Habib Ali bersama gurunya, Habib Abdullah bin Muhsin Alatas (Empang-Bogor), telah mengatur adanya Pekan Maulid Nabi di Jakarta dan Bogor. Seperti di Kwitang, pada hari Rabu berlangsung Maulid Nabi di Bogor. Kemudian, pada Sabtu di Al-Hawi, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur. Pada hari Ahad di Masjid Luar Batang, Pasar Ikan, dan Senin di Masjid Kampung Bandan, Jakarta Utara.

Ada hidangan yang tidak terdapat di tempat lain, selain pada acara Maulid Nabi di Kwitang. Yaitu, hidangan kharissadari kata muaris (penganten). Makanan ini disediakan untuk santap Jumat pagi setelah Maulid Subuh.  (Berita Bogor)

Istana Bogor

10/11/2015 11:35:00 AM Add Comment
Istana Bogor - Istana Kepresidenan Bogor berada di Kelurahan Paledang, Kecamatan Kota Bogor Tengah, Kotamadya Bogor, Jawa Barat.  Istana Bogor terletak sekitar 60 kilometer dari Jakarta atau 43 kilometer dari Istana Cipanas. Istana Bogor berada di atas tanah berkontur datar, seluas 29 hektar. Karena berada di ketinggian 290 meter dari permukaan laut dan beriklim sedang, gak heran kalau Udara di sekitar Istana Bogor sejuk sangat sesuai untuk peristirahatan. Alam disekitar istana ini juga indah dan terasa nyaman, halamannya ditata seakan-akan tampak laksana permadani hijau yang terhampar mengelilingi bangunan istana. Sejauh mata memandang, terbentang hamparan rumput yang segar menghijau, yang dirindangi oleh lebatnya aneka daun pepohonan terdiri dari 346 jenis pohon; enam ratusan ekor rusa tutul (Axis-axis) yang bergerombol kesana-kemari; serta kolam-kolamnya berhias bunga teratai dan air semburat.



Sejarah Istana Bogor dimulai saat Gubernur Jenderal Belanda bernama G.W. Baron van Inhoff, mencari tempat peristirahatan dan berhasil menemukan sebuah pesanggrahan (10 Agustus 1744) yang diberi nama Buitenzorg (artinya bebas masalah/kesulitan). Gubernur Baron sendiri yang membuat sketsa dan membangunnya (1745-1750) mencontoh bangunan Blehheim Palace, kediaman Duke of Malborough, yang terletak dekat kota Oxford di Inggris.



Pada tanggal 10 Oktober 1834 terjadi musibah gempa bumi berat mengguncang kota bogor dan sekitarnya sehingga istana bogor rusak berat. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Yacob Duijmayer van Twist (1851-1856) bangunan lama sisa gempa itu dirubuhkan dan dibangun dengan mengambil arsitektur Eropa Abad IX. Pada tahun 1870, Istana Bogor ditetapkan menjadi kediaman resmi para Gubernur Jenderal Belanda di Indonesia. Penghuni terakhir Istana Buitenzorg adalah Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborg Stachourwer yang dengan terpaksa harus menyerahkan istana bogor ini kepada Jenderal Imamura, pemeritah pendudukan Jepang.



Dalam sejarah telah tercatat sebanyak 44 gubernur jenderal Belanda pernah menjadi penghuni istana ini. Setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor (1950) mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia.  (Berita Bogor)

Tempat Rekreasi di Bogor pada Tahun 1970

10/11/2015 07:40:00 AM Add Comment
Tempat Rekreasi di Bogor pada Tahun 1970 - Pada tahun 1970, Tempat rekreasi di Bogor yang banyak didatangi pengunjung adalah Kebon Raya Bogor. Untuk pergi ke Bogor, saat itu biasa menggunakan mobil oplet yang masih satu jalur yaitu Bogor-Jakarta dan Jakarta-Bogor. Membangun jalan tol masih belum menjadi impian pemerintah kota Jakarta saat itu. Jalan raya Ciputat-Parung-Bogor masih belum diaspal, tapi, herannya tidak terjadi kemacetan seperti sekarang.



Pergi ke Puncak kala itu nikmatnya bukan main, meski harus naik kendaraan dan bus tanpa AC. Dari Bogor sampai Puncak di kiri kanan jalan belum banyak vila seperti saat ini. Udara masih bersih dan hawanya jauh lebih dingin dari saat ini. Gak ada terjadi kemacetan seperti sekarang ini — yang membuat orang harus menghadapi stres saat pergi dan pulang dari Puncak, Bogor.


 Tempat rekreasi terkenal di Puncak saat itu adalah Taman raya Cibodas. Biasanya beberapa hari setelah Lebaran banyak yang memilih untuk berekreasi ke Cibodas dengan menyewa truk. Bung Karno dulu sering membawa para tamu negara ke Cibodas, seperti Presiden Voroshilov dari Uni Soviet, yang sangat mengagumi taman rekreasi Cibodas. Dia bersama Bung Karno bisa berlama-lama berada di daerah yang sejuk dan penuh taman itu.  (Berita Bogor)

Kota Bogor

10/10/2015 10:01:00 PM Add Comment
Kota Bogor, sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Pada masa kolonial Belanda, Kota Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg (boit'n-zĂ´rkh) yang berarti "tanpa kecemasan" atau "aman tenteram". Kota Bogor terletak 54 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Dulu luasnya 21,56 km², namun saat ini telah berkembang menjadi 118,50 km² dan berpenduduk 1.934.796 jiwa (BPS 2010). 

Kota Bogor


Kota Bogor juga dikenal dengan julukan kota hujan, karena Kota Bogor memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Saat ini Kota Bogor memiliki 6 (enam) kecamatan, yaitu Bogor Barat, Bogor Selatan, Bogor Tengah, Bogor Timur, Bogor Utara, dan Tanah Sareal serta dibagi lagi menjadi 68 kelurahan. 

Tanggal 3 Juni dijadikan sebagai Hari Jadi Kota Bogor 3 Juni. Tanggal itu diambil karena pada tanggal 3 Juni 1482 adalah saat penobatan Prabu Siliwangi sebagai raja dari Kerajaan Pajajaran.

Bogor juga berarti tunggul kawung, juga berarti daging pohon kawung yang biasa dibuat sagu (di daerah Bekasi). Dalam bahasa Jawa, Bogor berarti pohon kawung dan kalau digunakan sebagai kata kerja "dibogor" berarti disadap. Dalam bahasa Jawa Kuno, pabogoran berarti kebun kaung, sedang pada bahasa Sunda umum, menurut Coolsma, L Bogor berarti droogetapte kawoeng (pohon enau yang telah habis disadap) atau bladerlooze en taklooze boom (pohon yang tak berdaun dan tak bercabang). Dengan kata lain istilah tersebut sama dengan pengertian kata pugur atau pogor.  (Berita Bogor)